RSS

Terlepas.



AKU dan kebekuan seketika lunak di pojokan ruangan. Ia bernama cemburu.
Ruang cemburu itu harusnya tidak merasukiku, bukan? namun rindu ini mengelabui logika hingga semua terjadi tanpa belas daya untuk bertepi. Bagaimana bisa aku harus cemburu dengan dia yang sudah begitu bahagianya?
Disitulah rindu, peluh, selalu berlalu…untukku.
Aku tersudut kaku dan pilu selama beberapa tahun terakhir. Sesak.
Dia, 5 tahun belum cukup untuknya bertengger di semak-semak pikiran, bahkan kebelukaran penat hatiku berada. Dia, semakin menariknya saja untuk sebuah masa laluku. Oh sang dia…. yang disini dengan sadis nya memaksan pikiran, jiwa dan bahkan pembawaan dengan berusaha tanpanya.
Tanpa ada semua tentangnya. Namun apalah daya, hati penuh kuasa atas jiwa-jiwa sepi yang tak lelah menanti…
Tahukah dia, ingin skali lagi kumasuki ruang dan waktu yang sama dengan waktu pertama kali bertemu… waktu dimana kita belum mengenal satu sama lain dan melanjutkan bukan dengan perpisahan. Mungkin, aku yang membuatnya pergi waktu itu. Coba saja kali ini, maka akan kutarik jadi selalu disamping. Dan akan sedikit egois untuk tidak memikirkan jiwa lain yang terluka.
Jika dia berfikir bahwa aku telah memilih bahagia tanpa nya saat ini, maka semoga. Karena ternyata…
Kebodohanku, menyuruhnya menjauh…
Kecerdasanku, memilih jatuh cinta untuknya.. waktu itu….
Kalau Tuhan tak mengijinkan ku dengan nya sebagai kekasih, maka teman saja sudah lebih dari cukup. Setidaknya, perasaan tulusnya pernah di bagi untukku. Setidaknya dia masih bisa melihat banyak kebaikan tanpa aku… setidaknya aku masih baik-baik saja dengan melihanya bahagia.
Walaupun….
Entah sampai kapan wajah itu akan mampir sesuka hati di bilik yang tidak pernah kutau kapan saja membukakan ingatan.


Tertanda… Diary D-M

0 komentar:

Posting Komentar